Bapak Linguistik Modern

Ferdinand
de Saussure (lahir di Jenewa, 26 November 1857 – meninggal
di Vufflens-le-Château, Februari 1913 pada
umur 55 tahun) adalah linguis Swiss yang
dipandang sebagai salah satu Bapak Linguistik Modern dan semiotika.
Karya utamanya, Cours de
linguistique générale diterbitkan
pada tahun 1916,
tiga tahun setelah kematiannya, oleh dua orang mantan muridnya, Besarlah Bally
and Albert Sechehaye, berdasarkan catatan-catatan dari kuliah Saussure di Paris. Pandangan Saussure
dapat diringkas dalam bentuk-bentuk dikotomi, yaitu telaah diakronis dan telaah
sinkronis, tentang langue dan parole, lalu signifiant dan signifié, dan
terakhir mengenai hubungan sintagmatik dan hubungan paradikmatik. Dalam semiologi,
Saussure berpendapat bahwa bahasa sebagai "suatu sistem tanda yang mewujudkan
ide" dapat dibagi menjadi dua unsur: langue (bahasa),
sistem abstrak yang dimiliki bersama oleh suatu masyarakat yang
digunakan sebagai alat komunikasi, dan parole (ujaran), realisasi
individual atas sistem bahasa.
Kajian Linguistik Ferdinand de Saussure
Pengantar Linguistik Umum Ferdinand de
Saussure merupakan kajian ilmu linguistik
berdasarkan hasil pemikiran Ferdinand de Saussure. Ferdinand de Saussure adalah salah satu tokoh ahli
bahasa Swiss yang
memperkenalkan kajian linguistik dengan
menerbitkan buku Course de Lingistique Generale atau dalam bahasa Indonesia artinya Pengantar
Linguistik Umum. Bukunya
baru terbit setelah 2 tahun kematiaannya yang disusun serta diterbitkan oleh
Charles Bally dan Albert Sechehay pada tahun 1915 berdasarkan catatan kuliah
selama Ferdinand mengajar di Univerisitas Jenewa tahun 1906.
Dalam
buku inilah terkandung pandangan Saussure yang menjadi kajian baru bahasa yaitu
telaah sinkronik dan diakronik, perbedaan langue dan parole, perbedaan signifiant dan signifié, serta hubungan sintagmatik dan paradigmatik.
Telaah sinkronik dan diakronik pada intinya
ingin menelaah bahasa berdasarkan kurun waktu tertentu bahasa itu
digunakan. Telaah
sinkronik adalah mempelajari bahasa pada suatu kurun waktu tertentu saja. Sebagai
contoh, analasis penggunaan bahasa Indonesiapada masa pendudukan Jepang. Telaah
Diakronik adalah mempelajari bahasa sepanjang bahasa tanpa ada batasan waktu
tertentu. Sebagai
contoh, penelitian bahasa Indonesia harus dilakukan sejak zaman kerajaan hingga
penggunaannya saat ini.
La Langue dan La Parole
La langue adalah keseluruhan sistem yang berfungsi sebagai
alat komunikasi verbal antar anggota masyarakat bahasa, sifatnya abstrak. La
langue ini secara sederhana dapat digambarkan sebagai konsep bahasa
yang masih ada dalam pikiran manusia belum berupa tuturan. La
Langue bersifat abstrak dalam artian La Langue adalah rancangan sistem
kebahasaan yang ada dalam pikiran manusia merupakan hasil dari dinamika
masyarakat dari bahasa yang digunakan dan kumpulan yang disepakati oleh
masyarakat.Misalnya
ketika manusia ingin berbicara, ia akan memikirkan dahulu apa yang ingin ia
ucapkan. Proses
berpikir manusia untuk mengutarakan ide atau penyusuan kata itulah yang
dimaksudkan sebagai La Langue. Penerapan
La langue juga berbeda-beda pada setiap penutur bahasa karena setiap penutur
bahasa memiliki sistem kebahasan yang berbeda-beda. Selain
itu langue memiliki sistem susunan sendiri dalam sebuah struktur kebahasaan. La
Parole adalah realita fisis bahasa. Secara sederhana, parole dapat
dikatakan sebaga ucapan atau tuturan.
Signifié dan Signifiant
Signifié adalah pengertian yang muncul dalam pikiran
kita. Secara
sederhana, signifie digambarkan sebagai makna. Signifiantadalah
citra bunyi yang memberikan pengertian.
Paradigmatik dan Sintagmatik
Hubungan paradigmatik adalah hubungan
unsur-unsur bahasa yang terdapat dalam tuturan dan bersifat
vertikal. Hubungan
paradigmatik terjadi dengan pembandingan unsur-unsur bahasa yang memiliki
kedudukan yang sama. Hubungan
Sintagmatik adalah hubungan unsur-unsur bahasa yang terdapat dalam tuturan dan
bersifat linear. Hubungan
Sintagmatik terjadi dengan analisa unsur-unsur bahasa dalam satu tuturan tanpa
ada pembandingan dengan tuturan lain.
1.
^ Abdul Chaer (2009). Psikolinguistik:Kajian
Teoritik. Bandung: Rineka Cipta. hlm. 66.
2.
^ Syahron Lubis&Bahren Umar
(1985). Pengantar Linguistik Umum. Jakarta: Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. hlm. 7.
3.
^ a b Abdul Chaer (2007). Linguistik
Umum. Bandung: Rineka Cipta. hlm. 346.
4.
^ a b c d e f g h Abdul Chaer (2007). Linguistik
Umum. Bandung: Rineka Cipta. hlm. 347.
5.
^ a b c Ferdinand de Saussure (1988). Pengantar
Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. hlm. 75.
6.
^ Jos Daniel Parera (1986). Studi
Linguistik dan Historis Bandingan. Jakarta: Penerbit Erlangga. hlm. 76.
7.
^ Ferdinand de Saussure (1988). Pengantar
Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. hlm. 90.
8.
^ a b c Abdul Chaer (2007). Linguistik
Umum. Bandung: Rineka Cipta. hlm. 348.
9.
^ a b Abdul Chaer (2007). Linguistik
Umum. Bandung: Rineka Cipta. hlm. 350.
10.
^ a b Abdul Chaer (2007). Linguistik
Umum. Bandung: Rineka Cipta. hlm. 349.


Komentar
Posting Komentar