Pribahasa


Hi sobat blogger, kali ini saya berbagi tentang Peribahasa. Sebenarnya Peribahasa Indonesia sudah sering digunakan oleh masyarakat. Keanekaragaman adat-istiadat, budaya, dan bahasa di negara Indonesia berpengaruh pada perbendaharaan kalimat, yaitu Peribahasa Indonesia. Berikut ini saya akan mengulas pengertian, fungsi dan contoh Peribahasa Indonesia beserta arti atau maknanya.

Pengertian Peribahasa
Peribahasa adalah kelompok kata atau kalimat yang menyatakan suatu maksud, keadaan seseorang, atau hal yang mengungkapkan kelakuan, perbuatan atau hal mengenai diri seseorang. Peribahasa mencakup ungkapan, pepatah, perumpamaan, ibarat, tamsi,l prinsip hidup, nasihat maupun aturan sikap yang maknanya yang luas kelompok kata yang susunannya tetap sehingga kelompok tersebut membentuk pengertian tertentu, pepatah, , sedap didengar, mengandung kebenaran, bijak perkataannya.. (Kamus Umum Bahasa Indonesia susunan Badudu-Zain (1994)). Pada umumnya, kelompok kata atau kalimat dalam peribahasa memiliki struktur susunan yang tetap, dan merupakan kiasan terhadap suatu maksud. Kalimat yang dipakai biasanya mengesankan dan memiliki arti yang luas. Didalam suatu peribahasa terdapat unsur sistem budaya masyarakat yang berhubungan dengan nilai-nilai, pandangan hidup, norma dan suatu aturan dalam masyarakat. Di kebudayaan melayu peribahasa sering dipakai atau diucapkan dalam kehidupan sehari-hari, dengan kata lain sastra lisan ini merupakan salah satu sarana enkulturasi dalam proses penanaman nilai-nilai adat dari waktu ke waktu.
Peribahasa merupakan ungkapan yang walaupun tidak langsung namun secara tersirat menyampaikan suatu hal yang dapat dipahami oleh pendengarnya atau pembacanya karena sama-sama hidup dalam ruang lingkup budaya yang sama. Persamaan ruang lingkup buadaya yang sama menjadi faktor penting, karena jika tidak maka pembicaraan dengan penggunaan peribahasa tidak akan nyambung. Misalnya, "baru-baru ini ada pejabat tinggi kepolisian yang dengan bangga menyebut diri dan institusinya sebagai buaya karena menganggap buaya itu lambang kekuatan dan keperkasaan". Padahal di masyarakat sekarang kita sudah sejak lama menganggap kata buaya itu selalu dalam arti negatif, contohnya saja pada ungkapan buaya darat, air mata buaya, dll.
Jadi, pemakaian peribahasa di dalam masyarakat adalah milik bersama yang kalau diucapkan, walaupun hanya sebagian akan dipahami oleh yang mendengar atau membacanya. Contoh lain jangan kura-kura dalam perahu, yang mendengarnya tahu bahwa arti dari peribahasa itu adalah jangan pura-pura tidak tahu. Peribahasa jenis ini merupakan pantun yang terdiri atas sampiran dan isi, meski yang diucapkan hanya sampirannya saja tapi orang lain akan tahu apa isinya.
Jenis-jenis Peribahasa
Peribahasa dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu peribahasa yang memiliki arti lugas dan peribahasa yang memiliki arti simbolis. Peribahasa yang memiliki arti lugas terdiri dari dua jenis, yaitu bidal dan pepatah, sedangkan peribahasa yang memiliki arti simbolis, yaitu perumpamaan.
Peribahasa yang memiliki arti bijak :
Bidal
Peribahasa jenis bidal memiliki rima dan irama, seringkali digolongkan kedalam bentuk puisi.
Contoh:
bagai kerakap di atas batu
hidup segan mati tak mau
Pepatah
Peribahasa jenis pepatah memiliki isi yang ringkas, bijak dan seolah-olah diucapkan untuk mematahkan/mematikan ucapan orang lain.
Contoh:
biar lambat asal selamat.
sedikit-demi sedikit, lama-lama menjadi bukit.
Peribahasa yang memiliki arti simbolis :
Perumpamaan
Peribahasa dalam bentuk perumpamaan, ungkapannya mengandung arti simbolik, biasanya dimulai dengan kata seperti, bagai atau bak.
Contoh:
bagai pinang dibelah dua.
datar bak lantai papan, licin bak dinding cermin.

Sejarah dan Contoh Peribahasa Indonesia Yang Paling Populer
Ungkapan peribahasa terkandung keunggulan pemikiran yang terhasil daripada pengalaman hidup dan ketajaman pemerhatian masyarakat terhadap alam sekitar mereka. Terdapat beberapa sebab atau bagaimana terciptanya sesuatu peribahasa, yaitu :
Perbandingan sesuatu peristiwa dengan cerita yang masyhur.
Hasil kiasan tentang benda-benda dan peristiwa-peristiwa biasa yang berlaku dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Terdapat peristiwa yang hasil daripada hasil kepercayaan masyarakat. Berasal daripada bahasa kiasan yang digunakan pada sesuatu tempat atau masa tertentu dan kemudian terkenal kepada umum.
Peribahasa juga berasal daripada cerita-cerita yang masyhur kejadian-kejadian yang luar biasa yang dijadikan perbandingan. Peribahasa timbul hasil daripada pemerhatian orang dahulu terhadap benda-benda yang ada dalam kehidupan mereka. Peribahasa timbul akibat kepercayaan terhadap sesuatu kuasa yang luar biasa atau dari peraturan-peraturan biasa dalam kehidupan seharian.

Fungsi Peribahasa
Terdapat beberapa fungsi peribahasa dalam kehidupan masyarakat seharian yaitu:
Peribahasa indonesia sebagai pemberi pengajaran- peribahasa mengingatkan individu tentang pelbagai kemungkinan yang akan datang, membuat pilihan untuk bertindak,
Peribahasa memberikan gambaran kepelbagaian hidup manusia.
Peribahasa memberi teguran.- bertujuan menegur atau melarang membuat sesuatu.

Contoh Peribahasa
1.     Besar pasak daripada tiang. Artinya lebih besar pengeluaran daripada pendapatan. bisa dibilang orang yang tidak bisa mengatur keuangan.
2.     Ada uang abang di sayang, tak ada uang abang ditendang. Artinya hanya mau bersama disaat senang saja tetapi tidak mau tahu disaat sedang susah.
3.     Air beriak tanda tak dalam. Artinya orang yang banyak bicara biasanya tidak banyak ilmunya.
4.     Harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan nama.Artinya setiap orang yang sudah meninggal pasti akan dikenang sesuai dengan perbuatannya di dunia.
5.     Bagai pungguk merindukan bulan. Artinya seseorang yang membayangkan atau menghayalkan sesuatu yang tidak mungkin.
6.     Bagai Makan Buah Simalakama. Artinya bagai seseorang yang dihadapkan pada dua pilihan yang sangat sulit untuk dipilih.
7.     Ada uang abang disayang, tak ada uang abang melayang. Artinya hanya mau bersama saat sedang senang saja, tak mau tahu di saat sedang susah.
8.     Menang jadi arang, kalah jadi abu. Artinya kalah ataupun menang sama-sama menderita.
9.     Bagaikan abu di atas tanggul.Artinya orang yang sedang berada pada kedudukan yang sulit dan mudah jatuh.
10.  Ada Padang ada belalang, ada air ada pula ikan.Artinya Di mana pun berada pasti akan tersedia rezeki buat kita.
11.  Adat pasang turun naik. Artinya kehidupan di dunia ini tak ada yang abadi, semua senantiasa silih berganti.
12.  Membagi sama adil, memotong sama panjang. Artinya jika membagi maupun memutuskan sesuatu hendaknya harus adil dan tidak berat sebelah.
13.  Air beriak tanda tak dalam. Artinya orang yang banyak bicara biasanya tak banyak ilmunya.
14.  Air tenang menghanyutkan. Artinya orang yang kelihatannya pendiam, namun ternyata banyak menyimpan ilmu pengetahuan dalam pikirannya.
15.  Air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga. Artinya Sifat-sifat anak biasanya menurun dari sifat orangtuanya.
16.  Berguru kepalang ajar, bagai bunga kembang tak jadi. Artinya Menuntut ilmu hendaknya sepenuh hati dan tidak tanggung-tanggung agar mencapai hasil yang baik.
17.  Sepandai-pandai tupai melompat, sekali waktu jatuh juga. Artinya Sepandai-pandainya manusia, suatu saat pasti pernah melakukan kesalahan juga.
18.  Tong kosong nyaring bunyinya. Artinya Orang sombong dan banyak bicara biasanya tidak berilmu.
19.   Tong penuh tidak berguncang, tong setengah yang berguncang. Artinya Orang yang berilmu tidak akan banyak bicara, tetapi orang bodoh biasanya banyak bicara seolah-olah tahu banyak hal.
20.  Tua-tua keladi, makin tua makin menjadi. Artinya Orang tua yang bersikap seperti anak muda, terutama dalam masalah percintaan.
21.  Karena nila setitik, rusak susu sebelanga. Artinya Karena kesalahan kecil, menghilangkan semua kebaikan yang telah diperbuat.
22.  Bagaikan burung di dalam sangkar. Artinya Seseorang yang merasa hidupnya dikekang.
23.  Terbuat dari emas sekalipun, sangkar tetap sangkar juga. Artinya Meskipun hidup dalam kemewahan tetapi terkekang, hati tetap merasa tersiksa juga.
24.  Sakit sama mengaduh, luka sama mengeluh. Artinya Seiya sekata dalam semua keadaan.
25.  Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. Artinya Segala sesuatu dalam kehidupan bukan manusia yang menentukan.
26.  Barangsiapa menggali lubang, ia juga terperosok ke dalamnya. Artinya Bermaksud mencelakakan orang lain, tetapi dirinya juga ikut terkena celaka.
27.  Jauh di mata dekat di hati. Artinya Dua orang yang tetap merasa dekat meski tinggal berjauhan.
28.  Seberat-berat mata memandang, berat juga bahu memikul. Artinya Seberat apapun penderitaan orang yang melihat, masih lebih menderita orang yang mengalaminya.
29.  Badan boleh dimiliki, hati jangan. Artinya Ungkapan bahwa orang tersebut sudah memiliki kekasih, hatinya sudah ada yang memiliki. Secara fisik mau menuruti segala macam perintah yang menindas, namun di dalam hati tetap menentang.
30.  Lain di bibir lain di hati. Artinya Perkataan yang tidak sesuai dengan kata hatinya, tidak jujur.
31.  Seperti lebah, mulut bawa madu, pantat bawa sengat. Artinya Berwajah rupawan namun perilakunya jahat.
32.  Ada harga ada rupa. Artinya Harga suatu barang tentu disesuaikan dengan keadaan barang tersebut.
33.  Membelah dada melihat hati. Artinya Ungkapan untuk menyatakan kesungguhan.
34.  Sedap jangan ditelan, pahit jangan segera dimuntahkan. Artinya Berpikir baik-baik sebelum bertindak agar tidak kecewa.
35.  Karena mata buta, karena hati mati. Artinya Menjadi celaka karena terlalu menuruti hawa nafsunya.
36.  Pandai berminyak air. Artinya Pandai menyusun kata-kata untuk mencapai maksudnya.
37.  Putih kapas dapat dibuat, putih hati berkeadaan. Artinya Kebaikan hati yang bisa dilihat dari tingkah lakunya.
38.  Dibujuk ia menangis, ditendang ia tertawa. Artinya Mau bekerja dengan baik jika sudah mendapat teguran.
39.  Jika ditampar sekali kena denda emas, dua kali setampar emas pula, lebih baik ditampar betul-betul. Artinya Setiap perbuatan jahat itu sama saja akibatnya, meski besar ataupun kecil.
40.  Lubuk akal tepian ilmu. Artinya Seseorang yang dikenal memiliki banyak ilmu pengetahuan.
41.  Nasi tak dingin, pinggan tak retak. Artinya Orang selalu mengerjakan sesuatu dengan hati-hati.
42.  Tolak tangan berayun kaki, peluk tubuh mengajar diri. Artinya Belajar untuk mengendalikan diri dan meninggalkan kebiasaan bersenang-senang.
43.  Seludang menolak mayang. Artinya Sebutan untuk orang sombong dan melupakan orang lain yang telah berjasa dalam hidupnya.
44.  Kalau dipanggil dia menyahut, kalau dilihat dia bersua. Artinya Bisa menyampaikan maksud dengan cara yang tepat.
45.  Pangsa menunjukkan bangsa, umpama durian. Artinya Kita bisa melihat perangai seseorang melalui tutur katanya.
46.  Ditindih yang berat, dililit yang panjang. Artinya Kemalangan yang datang tanpa bisa dihindari.
47.  Tertangguk pada ikan sama menguntungkan, tertanggung pada rangsang sama mengiraikan. Artinya Suka dan duka dijalani bersama. Keuntungan yang didapatkan dinikmati bersama-sama, kesusahan yang dialami diatasi bersama-sama juga.
48.  Tambah air tambah sagu. Artinya Tambah banyak permintaannya, bertambah pula biayanya. Bila bertambah anak, akan bertambah pula rezekinya.
49.  Sekali air pasang, sekali tepian beranjak; Sekali air di dalam, sekali pasir berubah. Setiap terjadi perubahan pimpinannya, berubah pula aturannya.
50.  Bagaikan api makan ilalang kering, tiada dapat dipadamkan lagi. Artinya Orang yang tidak mampu menolak bahaya yang menimpanya.
51.  Hancur badan di kandung tanah, budi baik dikenang jua. Artinya Budi pekerti, amal kebaikan, akan selalu dikenang meski seseorang sudah meninggal dunia.
52.  Alang berjawab, tepuk berbatas. Artinya Perbuatan baik dibalas dengan perbuatan baik, perbuatan jahat dibalas dengan perbuatan kejahatan pula.
53.  Cuaca di langit pertanda akan panas, gabak di hulu tanda akan hujan. Artinya Sesuatu pasti akan ada identitas atau tanda khususnya.
54.  Orang mau seribu daya, bukan seribu dali. Artinya Jika menghendaki sesuatu, pasti akan mendapatkan jalan, jika tidak menghendaki, pasti mencari alasan.
55.  Enak makan dikunyah, enak kata diperkatakan. Artinya Sesuatu hal haruslah dimusyawarahkan terlebih dahulu.
56.  Hawa pantang kerendahan, nafsu pantang kekurangan. Artinya Hawa nafsu tidak boleh diremehkan harus dijaga sebaik-baiknya
57.  Sekali jalan terkena, dua kali jalan tahu, tiga kali jalan jera. Artinya Bagaimanapun bodohnya seseorang, jika sekali tertipu, tak akan mau tertipu lagi untuk kedua kalinya.
58.  Jangan disesar gunung berlari, hilang kabut tampaklah dia. Artinya Hal yang sudah pasti, kerjakanlah dengan sabar tidak perlu tergesa-gesa.
59.  Sehari selembar benang, setahun selembar kain. Artinya Suatu pekerjaan yang dilakukan dengan keyakinan dan kesabaran akan membuahkan hasil yang baik.
60.  Di mana kayu bengkok, di sana musang mengintai. Artinya Orang yang sedang lengah mudah dimanfaatkan oleh musuhnya.
61.  Terlalu aru berpelanting, kurang aru berpelanting. Artinya Segala sesuatu yang berlebihan atau kurang akan berakibat kurang baik.
62.  Menghela lembu dengan tali, menghela manusia dengan kata. Artinya Segala pekerjaan harus dilakukan menurut tata cara aturannya masing-masing.
63.  Lemak manis jangan ditelan, pahit jangan dimuntahkan. Artinya perundingan yang baik jangan disia-siakan, tetapi hendaknya dipikirkan secara dalam-dalam.
64.  Menanti-nanti bagaikan bersuamikan raja. Artinya Menantikan bantuan dari orang yang tidak dapat memberikan bantuan.
65.  Luka sudah hilang parut tinggal juga. Artinya Setiap perselisihan selalu meninggalkan bekas dalam hati orang yang berselisih, walaupun perselisihan itu sudah berakhir.
66.  Makan hati berulam rasa. Artinya Menderita karena perbuatan orang yang kita sayang.
67.  Untung bagaikan roda pedati, sekali ke bawah sekali ke atas. artinya Keberuntungan atau nasib manusia tiada tetap, kadang di bawah dan kadang di atas.
68.  Kalau tiada senapang, baik berjalan lapang. Artinya. Jika tidak bersenjata atau tidak bertenaga, sebaiknya mengalah.
69.  Ada uang ada barang. Artinya jika mau membayar banyak akan mendapat barang lebih baik.
70.  Adat bersendi syarak, syarak bersendi adat. Artinya pekerjaan / perbuatan hendaklah selalu mengingat aturan adat dan agama, jangan bertentangan satu dengan yang lain.
71.  Adat diisi, lembaga dituang. Artinya adalah melakukan sesuatu menurut adat kebiasaan.
72.  Adat periuk berkerak, Adat lesung berdekak. Artinya adalah jika ingin beroleh keuntungan hendaklah bisa menanggung kesusahan dalam satu pekerjaan.
73.  Adat sepanjang jalan, cupak sepanjang betung. Artinya segala sesuatu ada tata caranya.
74.  Air beriak tanda tak dalam. Artinya orang yang banyak cakap atau sombong biasanya kurang ilmunya.
75.  Air besar batu bersibak. Artinya persaudaraan keluarga menjadi cerai berai apabila terjadi perselisihan.
76.  Air diminum rasa duri, nasi dimakan rasa sekam. Artinya tidak enak makan dan minum karena terlalu sedih
77.  Air tenang (biasa) menghanyutkan. Artinya orang yang diam biasanya banyak pengetahuannya.
78.  Akal tak sekali tiba. Artinya tak ada suatu usaha yang sekali terus jadi dan sempurna.
79.  Akik disangka batu Artinya menghina.
80.  Akal pulas tak patah. Artinya orang yang pandai tak mudah kalah dalam perbantahan.
81.  Alur bertempuh, jalan berturut. Artinya dilakukan menurut adat (kebiasaan) yang lazim.
82.  Ampang sampai ke seberang, dinding sampai ke langit. Artinya persahabatan yang sudah putus dan tidak akan berbaik lagi.
83.  Amra disangka kedondong. Artinya sesuatu yang baik disangka buruk.
84.  Anak dipangku dilepaskan, beruk di rimba disusukan (disusui). Artinya selalu membereskan  atau memikirkan urusan orang lain tanpa memedulikan urusan sendiri.
85.  Anak orang, anak orang juga. Artinya seseorang yang asing bagi kita akan tetap asing juga; anak sendiri Disayangi, anak tiri dibengkengi (artinya bagaimanapun adilnya seseorang, kepentingan sendiri juga yg diutamakan)
86.  Angan  lalu paham bertumbuk. Artinya menurut pikiran (dugaan dsb) mungkin untuk dikerjakan, tetapi sukar pelaksanaannya.
87.  Angan-angan menerawang langit. Artinya mencita-citakan segala sesuatu yg tinggi-tinggi.
88.  Angan mengikut tubuh. Artinya bersusah hati karena memikirkan yang bukan-bukan.
89.  Angguk bukan, geleng ia. Artinya lain di mulut lain di hati.
90.  Bagai anak ayam kehilangan induk. Artinya ribut dan bercerai berai karena kehilangan tumpuan.
91.  Berdiang di abu dingin. Artinya tidak mendapatkan apa-apa dari tuan, saudara, rumah, dsb.
92.  Berkepanjangan bagai agam. Artinya perbuatan atau perkataan yang berlarut-larut, beragam berlarut-larut, tidak berkesudahan.
93.  Berguru kepalang ajar, bagai bunga kembang tak jadi. Artinya ilmu yg dituntut secara tidak sempurna, tidak akan berfaedah.
94.  Berbilang dari esa, mengaji dari alif. Artinya mengerjakan sesuatu hendaknya dr permulaan, menurut aturan.
95.  Bagai alu pencungkil duri. Artinya melakukan sesuatu yg tidak mungkin berhasil.
96.  Bagai dientak  alu luncung. Artinya dialahkan oleh orang lemah, bodoh.
97.  Bagai guna-guna alu sesudah menumbuk dicampakkan. Artinya dihargai sewaktu diperlukan, setelah tidak berguna lagi dibuang.
98.  Belum beranak sudah ditimang. Artinya bersenang-senang sebelum maksudnya tercapai.
99.  Babi merasa gulai. Artinya menyama-nyamai orang besar kaya.
100.                   Badak makan anak. Artinya ayah membuang anaknya karena takut akan binasa kebesarannya (pada raja-raja zaman dahulu).
101.                   Besar kayu besar bahannya, kecil kayu kecil bahannya. Artinya jika penghasilan besar pengeluaran pun besar pula.
102.                   Bahasa  menunjukkan bangsa. Artinya budi bahasa atau perangai serta tutur kata menunjukkan sifat dan tabiat seseorang.
103.                   Berjalan sampai ke batas, berlayar sampai ke pulau. Artinya segala usaha hendaknya sampai kepada maksudnya.
104.                   Batu hitam tak bersanding. Artinya tampaknya lemah lembut, tetapi keras hatinya.
105.                   Bagai pinang dibelah dua. Artinya sama benar, serupa benar.
106.                   Buruk muka cermin  dibelah. Artinya karena aibnya/kesalahannya orang lain dipersalahkan.
107.                   Cacing hendak menjadi naga. Artinya orang hina hendak menyamai orang besar.
108.                   Condong  yg akan menimpa. Artinya perbuatan yg mendatangkan celaka.
109.                   Coreng arang di muka (dahi). Artinya mendapat malu besar.
110.                   Cencaru makan petang. Artinya pekerjaan yang lambat tetapi hasilnya baik.
111.                   Cencang dua segeragai. Artinya sekali jalan, dua pekerjaan selesai.
112.                   Cencang  putus tiang tumbuk. Artinya putusan yang mengikat.
113.                   Cekur jerangau, ada lagi di umbun-umbun. Artinya masih sangat muda, belum berpengalaman.
114.                   Ditimbun anai-anai. Artinya yang biasa bersalah juga yang dituduh orang dalam suatu kejahatan.
115.                   Di alas bagai memengat. Artinya kalau berkata hendaknya jangan asal berkata saja.
116.                   Dalam laut boleh ajuk, dalam hati siapa tahu. Artinya apa yg tersembunyi dalam hati seseorang tidak dapat kita ketahui.
117.                   Dangkal telah keseberangan, dalam telah ajuk. Artinya telah diketahui benar bagaiman isi hatinya perangainya.
118.                   Dari semak ke belukar. Artinya meninggalkan sesuatu yang buruk, mendapat yg buruk pula.
119.                   Empang sampai ke seberang, dinding sampai ke langi. Artinya sudah tidak dapat didamaikan lagi.
120.                   Enau mencari (memanjat) sigai. Artinya perempuan mencari laki-laki.
121.                   Endap di balik lalang sehelai. Artinya menyembunyikan sesuatu atau bersembunyi di tempat yang mudah diketahui orang.
122.                   Enggan seribu daya, mau sepatah kata. Artinya kalau tak suka (tak mau) biasanya banyak jawab dan alasannya.
123.                   Esa hilang dua terbilang. Artinya berusaha terus dengan keras hati hingga maksud tercapai.
124.                   Gila di abun – abun. Artinya mengharapkan sesuatu yang mustahil.
125.                   Gajah mati meninggalkan gading, orang mati meninggalkan nama. Artinya orang baik akan selalu meninggalkan nama baik, sedangkan orang jahat akan meninggalkan nama buruk.
126.                   Galas terdorong kepada Cina. Artinya sesuatu yg sudah terlanjur, tak dapat dicabut kembali.
127.                   Gamak-gamak seperti menyambal. hanya dengan coba – coba atau kira – kira saja.
128.                   Gayung bersambut, kata berjawab. Artinya menangkis serangan orang, menjawab (melayani) perkataan orang.
129.                   Gelegar buluh. Artinya besar cakap, tak berisi.
130.                   Geleng seperti si patung kenyang. Artinya berjalan dengan sombong, congkak.
131.                   Gemuk membuang lemak, cerdik membuang kawan. Artinya tidak mau menolong atau bergaul dengan keluarga sesudah keadaannya bertambah baik, kaya, dsb.
132.                   Gengam erat membuhul mati. Artinya memegang perjanjian.
133.                   Habis beralur maka beralu-alu. Artinya jika dengan jalan musyawarah tidak dicapai kata sepakat, barulah dengan jalan kekerasan.
134.                   Habis pati ampas dibuang. Artinya sesudah tidak berguna lagi lalu dibuang, tidak dipedulikan lagi.
135.                   Hancur badan dikandung tanah, budi baik terkenang jua. Artinya budi bahasa yg baik tak akan dilupakan orang.
136.                   Hakim kepada beruk. Artinya minta pengadilan kepada orang yang tamak niscaya akan rugi.
137.                   Hangat-hangat tahi ayam. Artinya kemauan yang tidak tetap atau tidak kuat.
138.                   Harimau mati karena belangnya. Artinya mendapat kecelakaan karena memperlihatkan keunggulannya.
139.                   Hemat pangkal kaya, rajin pangkal pandai. Artinya orang yg hidup hemat akan menjadi kaya, orang yang rajin belajar akan menjadi pandai.
140.                   Hidung dicium pipi digigit. Artinya kasih sayang yang semu, pura-pura saja.
141.                   Hitam di atas putih. Artinya dengan tulisan, tidak hanya dengan perkataan saja berkaitan dengan perjanjian.
142.                   Ingat sebelum kena, ingat  sebelum habis. Artinya ikhtiar harus dijalankan sebelum terlambat.
143.                   Ijuk tak bersagar. Artinya seseorang yang tidak punya sanak saudara yang disegani orang.
144.                   Ikan di laut, asam di gunung, bertemu dalam belanga. Artinya biarpun tinggal berjauhan, kalau jodoh, akan menjadi laki istri juga.
145.                   Ikut hati mati,ikut mata buta. Artinya jika selalu menuruti nafsu akhirnya akan mendapat celaka.
146.                   Ilmu padi, makin berisi makin runduk. Artinya makin banyak pengetahuan makin merendahkan diri.
147.                   Indah kabar dari rupa. Artinya biasanya kabar selalu melebihi keadaan sebenarnya.
148.                   Isi lemak dapat ke orang, tulang bulu pulang ke kita. Artinya orang lain dapat senangnya, kita dapat susahnya saja.
149.                   Jadi abu arang. Artinya sudah usang atau basi.
150.                   Jadi alas cakap. Artinya dengan imbalan jasa yang telah dibuat.
151.                   Jika pisau tiada baja, makin dikikir bertambah tumpul. Artinya anak yang dungu, makin diajar semakin bodoh.
152.                   Kalah jadi abu, menang jadi arang. Artinya pertengkaran tidak akan menguntungkan pihak mana pun.
153.                   Kalah limau oleh benalu. Artinya orang yg lama terdesak oleh orang yg baru.
154.                   Kalah sabung menang sorak. Artinya biarpun kalah, tetapi masih tinggi juga cakapnya.
155.                   Karena nila setitik, rusak susu sebelanga. Artinya karena kejahatan atau kesalahan yang kecil, hilang segala kebaikan yang telah diperbuat.
156.                   Kain lama dicampak buang, kain baru pula di cari. Artinya menceraikan istri tua dan mencari istri muda.
157.                   Kaki naik kepala turun. Artinya selalu sibuk bekerja.
158.                   Kapal satu nakhoda dua. Artinya satu pekerjaan yang dikepalai dua orang.
159.                   Kasihan anak tangan-tangankan, kasihan biji tinggal-tinggalkan (sayang di anak dibenci, sayang di negeri ditinggalkan). Artinya yang disayangi itu hendaknya jangan terlalu dimanjakan.
160.                   Kecil-kecil anak kalau sudah besar onak. Artinya anak itu selagi kecil menyenangkan hati, tetapi kalau sudah besar menyusahkan hati (krn kelakuannya dsb).
161.                   lain yang diagak lain yang kena. Artinya yang dimaksudkan berlainan dengan yang didapat.
162.                   lempar batu sembunyi tangan. Artinya melakukan sesuatu kegiatan dsb, tetapi kemudian berdiam diri seolah – olah tiada tahu  menahu.
163.                   Ladang yg berpunya. Artinya perempuan yg sudah kawin.
164.                   Laki  pulang kelaparan, dagang lalu ditanakkan. Artinya lebih banyak mengindahkan urusan orang lain daripada urusan sendiri.
165.                   Langkas buah papaya. Artinya hal yang tidak mungkin, mustahil.
166.                   Laut mana yang tak berombak, bumi mana yang tak ditimpa hujan. Artinya bagaimana pun manusia tidak akan luput dari kekhilafan atau kesalahan.
167.                   Layar menimpa tiang. Artinya kawan menjadi lawan.
168.                   Mengairi sawah orang. Artinya menguntung orang lain.
169.                   Mengalang-alang leher, minta disembelih. Artinya mengharapkan kesusahan atau kecelakaan.
170.                   Membeli menang memakai kalah. Artinya barang yang baik memang mahal harganya, tetapi dapat lama dipakai.
171.                   Memikul di bahu, menjunjung di kepala. Artinya mengerjakan sesuatu menurut aturan.
172.                   Tangan mencencang (memetik, menetak) bahu memikul. Artinya siapa yang salah harus menanggung hukuman.
173.                   Mencabik baju di dada. Artinya menceritakan aib sendiri kepada orang lain.
174.                   Menegakkan benang basah. Artinya melakukan pekerjaan yang mustahil dapat dilaksanakan.
175.                   Menggantang anak ayam. Artinya mengerjakan pekerjaan yang tidak mungkin atau sia-sia untuk dikerjakan.
176.                   Orang mengantuk disorongkan bantal. Artinya memperoleh apa yang diinginkannya.
177.                   Ombak yang kecil jangan diabaikan. Artinya perkara kecil yang mungkin mendatangkan bahaya perlu diperhatikan juga.
178.                   Orang yang kaya juga yang bertambah kekayaannya anak baik menantu molek. Artinya mendapat keuntungan yang berlipat ganda.
179.                   Pelanduk di dalam cerang rimba. Artinya kehilangan akal atau gelisah sekali.
180.                   Pecah anak buyung, tempayan ada. Artinya tidak akan kekurangan perempuan untuk dijadikan istri.
181.                   Rusak bangsa oleh laku. Artinya biarpun orang berbangsa tinggi, tetapi kalau berkelakuan buruk.
182.                   Rusak anak oleh menantu. Artinya orang yang kita kasihi merusakkan harta yang kita berikan kepadanya.
183.                   Seperti abu di atas tanggul. Artinya tidak tetap kedudukannya sewaktu-waktu dapat dipecat.
184.                   Sungguhpun kawat yang dibentuk, ikan di laut yang diadang. Artinya sungguhpun nampaknya tak ada suatu maksud, tetapi ada juga yg dituju.
185.                   Sebelum ajal berpantangan mati. Artinya tidak akan mati sebelum sampai waktunya.
186.                   Subur karena dipupuk, besar karena ambak / besar ambak, tinggi dianjung. Artinya orang besar atau tinggi kedudukannya karena dimuliakan oleh anak buahnya atau pengikutnya.
187.                   Sedangkan bah kapal tak hanyut, ini pula kemarau panjang. Artinya sedangkan waktu berpencaharian tiada tercapai maksudnya, apalagi waktu menganggur.
188.                   Seperti cacing kepanasan. Artinya tidak tenang, selalu gelisah karena susah, malu.
189.                   Setinggi-tinggi bangau terbang, surutnya ke kubangan. Artinya sejauh-jauh orang merantau, akhimya kembali ke tempat asalnya atau kampung halamannya juga.
190.                   Sepala-pala mandi biarlah basah. Artinya mengerjakan sesuatu janganlah tanggung-tanggung.
191.                   Segenggam digunungkan, setitik dilautkan. Artinya sangat dihargai.
192.                   Selama hayat dikandung badan. Artinya selama masih hidup.
193.                   sebagai anai-anai bubus. Artinya berduyun-duyun atau berkerumun banyak sekali.
194.                   Terpegang di abu hangat. Artinya mendapat atau mencampuri hal yang menyusahkan.
195.                   Tercincang puar bergerak andilau. Artinya jika seseorang dihina, tentu keluarga atau kaumnya akan turut tersinggung juga.
196.                   Terajar pada banteng pincang. Artinya tak ada gunanya mengajar orang yang keras kepala.
197.                   Terpijak bara hangat. Artinya sangat gelisah, tidak dapat tenang.
198.                   Tak ada gading yang tak retak. Artinya tidak ada sesuatu yang tidak ada cacatnya.
199.                   Usul menunjukkan asal. Artinya dari kelakuan (tabiat) dapat kita ketahui asalnya.
200.                   Utang emas boleh dibayar, Utang budi dibawa mati. Artinya budi baik orang hanya dapat dibalas dengan kebaikan pula.
201.                   Utang tiap helai bulu. Artinya utangnya banyak sekali.
202.                   Zaman beralih musim bertukar. Artinya segala sesuatu hendaknya disesuaikan dengan keadaan Zaman.
203.                   air beriak tanda tak dalam. Artinya orang yang banyak bicara biasanya kurang ilmunya.
204.                   air tenang menghanyutkan. Artinya orang yang pendiam biasanya banyak ilmunya.
205.                   asam di darat, garam di laut, bertemu di belanga. Artinya kalau sudah jodoh, walaupun jauh bertempat tinggal pasti bertemu juga.
206.                   ayam bertelur di padi mati kelaparan. Artinya orang yang selalu kekurangan, meskipun penghasilannya banyak.
207.                   air cucuran atap, jatuhnya ke pelimbahan juga. Artinya sifat orang tua pasti menurun pada anaknya.
208.                   air susu dibalas air tuba. Artinya kebaikan dibalas kejahatan.
209.                   ada gula ada semut. Artinya dimana ada kesenangan di situlah banyak orang datang.
210.                   bagai air di atas daun talas. Artinya orang yang tidak punya pendirian yang tetap.
211.                   bagaikan api dengan asap. Artinya persahabatan yang abadi
212.                   bagai anak ayam kehilangan induk. Artinya bercerai berai karena kehilangan tumpuan.
213.                   biarkan anjing menggonggong, kafilah tetap berlalu. Artinya biarpun banyak rintangan dalam usaha kita, kita tidak boleh putus asa.
214.                   bagai kebakaran jenggot. Artinya bingung tak karuan.
215.                   bagai makan buah simalakama, dimakan bapak mati, tidak dimakan ibu mati. Artinya melakukn dua pekerjaan yang sama-sama berbahaya.
216.                   bak pinang dibelah dua. Artinya sama benar / serupa benar.
217.                   berguru kepalang ajar, bagai bunga kembang tak jadi. Artinya orang belajar haruslah bersungguh-sungguh tidak boleh setengah-setengah.
218.                   berani karena benar, takut karena salah. Artinya orang yang bersalah senantiasa dalam ketakutan.

Demikianlah kumpulan peribahasa bahasa Indonesia yang dapat saya sajikan, semoga bermanfaat dan memperkaya wawasan kita semua.


Sumber :


Komentar

Postingan Populer