Ambisi Yang Melelahkan

 

     Saat ini wanita memiliki kesempatan karier yang sama dengan pria. Kalau dahulu banyak wanita yang memilih mengorbankan karier demi rumah tangga atau tidak ingin terjun dalam dunia karir, sekarang hal tersebut tak berlaku lagi karena banyak wanita yang ingin memiliki karir yang bagus walaupun sudah menikah. Banyak wanita yang berpegang teguh pada prinsip emansipasi wanita yang digaungkan oleh salah satu pahlawan nasional Indonesia, yaitu Raden Ajeng Kartini sehingga wajar kalau wanita bercita-cita mencapai jenjang karier cemerlang. Pria pun sebagian besar akan bangga jika menikahi wanita karier yang tidak lupa dengan posisinya sebagai isteri dan ibu jika sudah memiliki anak. Pemahaman agama yang baik oleh seorang wanita karir dapat membawa kemuliaan bagi dirinya sendiri dan bahkan keluarga barunya ketika sudah menikah.

     Seorang karyawati yang sudah berusia kepala tiga akhir-akhir ini sering membayangkan naik ke atas pelaminan bersama suami yang benar-benar ia cintai dan suaminya pun mencintainya juga. Aku sampai hari ini belum juga mempunyai kekasih yang akan menemani hidupku sampai tua nanti bahkan sampai hari kiamat tiba. Bukannya aku tidak laku atau wajah dan tubuhku yang tidak menarik. Beberapa teman pernah bilang bahwa wajahku cukup menarik, kulitku putih bersih dan tubuhku juga sangat mendukung untuk menjadi seorang model iklan pelangsing badan, tapi apa lagi mau dikata jodoh rupanya belum menghampiriku, entah mengapa aku juga tidak tahu. Aku memang pernah beberapa kali merajut benang asmara dengan beberapa pria dalam waktu berbeda, namun entah mengapa mereka selalu mundur teratur, entah aku yang terlalu mendominasi atau mereka minder/insecure dengan jabatan dan penghasilanku. Jabatanku adalah manajer personalia disalah satu perusahaan pariwisata di Bandung. Aku menyadari sekuat apapun ekonomi dan kemandirianku tapi aku juga manusia biasa sama dengan wanita-wanita lain yang membutuhkan kekasih untuk saling bertukar cerita, mencurahkan keluh kesah, dan bisa ditemani jalan-jalan kemanapun. Divisi yang aku pimpin yaitu divisi personalia ada karyawan yang baru bergabung. Sosoknya lumayan tampan, tubuhnya atletis dan baru saja lulus dari salah satu perguruan tinggi negeri di Jakarta dengan IP diatas rata rata. Aku sering bertemu dan banyak menghabiskan waktu bersamanya dalam hubungan kerja maka lambat laun tumbuh benih-benih cinta dan berselang empat bulan akhirnya kami resmi berpacaran, tak seorang pun tahu jalinan asmara kami, usiaku terpaut dua tahun lebih tua darinya.

     Selama di kantor aku adalah seorang atasan yang selalu berusaha profesional, tapi di luar kantor dan diwaktu-waktu malam kami adalah sepasang kekasih yang selalu mereguk nikmatnya madu cinta, entah mengapa aku tidak ingin hubungan asmaraku diketahui oleh orang-orang kantor. Kadang  aku juga sering memarahi dia di depan orang banyak, ini kulakukan agar atasan dan bawahanku tidak mencurigai kisah cinta kami. Kekasihku sering protes dan ngambek atas perlakuanku terhadapnya di kantor karena dianggap mempermalukannya di depan banyak orang, tapi setelah aku rayu dan aku beri pengertian akhirnya dia memahami juga sikapku itu kepadanya. Yah, aku memang belum siap untuk mengarungi bahtera rumah tangga, impian dari kebanyakan orang untuk mendapatkan ketenangan biologis dan batin dalam balutan kasih sayang-Nya. Aku masih ingin fokus meniti karir, masih banyak cita-cita dan targetku yang masih belum tercapai. Aku baru paham sekarang mengapa dahulu waktu aku mendesak kekasihku sekaligus atasanku untuk menikahiku ia menolak dan membiarkanku memutuskan hubungan dengannya. Dulu aku memang pernah menjalin hubungan dengan atasanku yang usianya lima tahun lebih tua, namun kerena tidak ada kejelasan hubungan ini akan dibawa kemana akhirnya aku selesaikan. Tidak terasa hampir dua tahun berjalan hubunganku dengan Bejo yang kini menjadi kekasihku. Akhir-akhir ini dia sering membicarakan komitmen dari hubungan kami akan dibawa kemana. Hingga pada waktunya ia berkata "Aku mulai jenuh dengan hubungan tanpa komitmen yang jelas akan dibawa kemana hubungan ini, di kantor aku sering kau caci maki tanpa alasan yang jelas dan di luar kantor kau jadikan aku sebatas pengusir rasa sepimu." Aku tidak terlalu menanggapi perkataanya dan akhirnya dia mulai menjauhiku dengan tidak langsung membalas pesanku, sering mengabaikan telepon dariku dan pada akhirnya ia mengundurkan diri dari tempatnya bekerja sekaligus mengakhiri hubungan asmara yang sudah berjalan nyaris tiga tahun. Kabar terakhir yang aku dengar ia bekerja disalah satu perusahan yang menjadi kompetitor perusahan tempatku bekerja.

Komentar

Postingan Populer