Keremangan Asa
Dalam remang bulan nyaris sabit
Kunang-kunang padam termangu sendiri
Melihat bayang yang dinanti dalam kabut malam
Di waktu terbit
            Di waktu sandyakala
                        Sampai tiada waktu
lagi menerka
Desiran pagi menyeret serpihan daun
mengetuk pintu
"Apakah itu kamu?" Kunang-kunang malang
Ia tak pernah mendapat jawaban di tiap harapan
Pintu ia bongkar ,biarkanlah yang dibilang rumah tiada berpintu
Tak berguna menunggu siang yang malam
Akankah jiwa itu melayang dan hinggap di dahan rembulan
Ataukah embun pagi esok hingap dalam senyap
Kunang-kunang makin meremang, malam kian gamang
Tiada seekorpun kembali datang
Malam penuh peluh dan angin kejang-kejang
Rintikan air mata menghanyutkan mayat kunang-kunang
Sepi telah membunuhnya, sayap bukan jaminan asa mengepak
Tanah menjelma kilauan cahaya yang tak akan padam
Komentar
Posting Komentar