Pengarang dan Masyarakat

 

Ada anggapan yang semakin hari semakin melebar tentang apa perbedaan antara pengarang dan penulis, kenapa sampai terjadi “perluasan makna” yang pada dasarnya bukankah mereka sama? Merujuk pada KBBI daring edisi ke-5 Penulis mempunyai makna; Orang yang menulis. Sedangkan, pengarang adalah Orang yang mengarang cerita, berita, buku dan sebagainya. Pengarang (author) adalah orang yang membuat ide, plot, dan konten sedari awal dari pemikiran orisinalnya sendiri untuk kemudian disusun jadi tulisan, sedangkan Penulis (writer) adalah orang yang menulis artikel, buku, dan berita yang sumber idenya dari fenomena yang terjadi, pengarang, dan juga orang lain. Menurut John Lewis Gillin dan John Philip Gillin dalam (Cultural Sociology:1948) berpendapat bahwa “Masyarakat adalah kelompok manusia terbesar yang mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang sama.”  Menurut M.J. Herskovits dalam (Man and His Works:1967) “Masyarakat sebagai kelompok individu yang diorganisasikan yang mengikuti suatu cara hidup tertentu.”

Namun, dalam hal membuat biografi dan karya sastra. Seseorang dapat menjadi pengarang sekaligus penulis. Pengarang tidak serta merta menuliskan sesuatu dalam karyanya berupa fiksi karena nonfiksi juga termasuk bagian dalam tulisan. Secara alamiah kehidupan masyarakat setiap saat berubah dengan cepat menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Seorang pengarang dalam mencipta karya selalu berkolaborasi dengan hal-hal yang ada dalam masyarakat, dapat berupa norma, adat istiadat, tradisi, dan filosofi. Khususnya karya sastra dapat mengabadikan momen-momen tertentu yang terjadi di dalam suatu masyarakat, sehingga muncul pendapat bahwa karya sastra adalah cermin suatu kehidupan dalam satu zaman.

Hubungan antara pengarang dan masyarakat tidak dapat dipisahkan sebagaimana eratnya disiplin ilmu sastra dan ilmu linguistik. Pengarang yang profesional menggunakan intuisi merupakan cara terbaik dalam menciptakan karya orisinil, dengan mengandalkan batinnya fenomena yang terjadi dalam masyarakat dapat diabadikan dalam karyanya tanpa harus repot-repot mencari inspirasi dari luar dirinya. Pengarang dan karyanya merupakan dua unsur yang tidak dapat dipisahkan. Faktor-faktor kehidupan di masyarakat tempat dimana pengarang tersebut hidup dapat mempengaruhi karakteristik  pengarang dalam menciptakan karyanya. Karya sastra sebagai wadah untuk mengungkapkan gagasan, ide dan pikiran dengan gambaran-gambaran pengalaman pribadi ataupun orang lain. Sastra menyuguhkan pengalaman batin yang dialami pengarang kepada penikmat karya sastra, yaitu masyarakat. Sastra bukan hanya refleksi sosial melainkan merespresentase sebuah gagasan tentang dunia atau gagasan atas realitas sosiologis yang melampaui waktu. Terdapat tiga golongan masyarakat, masyarakat pertama dihuni oleh pengarang, keberadaannya tetap, tidak berubah sebab merupakan pelaku utama. Masyarakat kedua dihuni oleh tokoh-tokoh rekaan, sebagai manifestasi subjek pengarang. Masyarakat yang terakhir dihuni oleh pembaca sebagai penikmat sekaligus penilai suata karya sastra. Sebagai masyarakat pengarang, masyarakat pertama terdiri atas fakta-fakta, peristiwa dan kejadian-kejadiannya dapat diamati secara langsung. Pada umumnya, masyarakat yang terkandung dalam karya sastralah yang paling banyak menarik perhatian. Relevansinya adalah fungsi-fungsinya dalam menampilkan unsur-unsur pembangun karya sastra, seperti tokoh-tokoh, tema, sudut pandang, sosial, psikologi, budaya, ekonomi dan lain-lain.

Pengarang dan masyarakat berkembang dengan irama yang senada saling beriringan, karya sastra melalui unsur intrinsik dan ekstrinsik yang diintegrasikan menjadi unsur-unsur yang siap pakai, dapat dibekukan dan dimanipulasi, dirangkai sebagai seni untuk mengabadikan waktu. Dalam kehidupan sehari-hari kejadian mengalir terus tanpa henti, karena itulah tidak ada sorot balik, tidak ada teknik cerita. Keduanya memanfaatkan medium bahasa, baik lisan maupun tulisan, sebagai bahasa sastra dan bahasa komunikasi sehari-hari.

Keterkaitan antara pengarang dan masyarakat sangat jelas, keterkaitan keduanya terdapat di dalam segala aspek karena bagaimanapun juga sastra dan kehidupan sama-sama membahas dan membicarakan tentang persoalan yang dihadapi manusia. Bagi pengarang, masyarakat merupakan faktor terpenting sebab masyarakat merupakan ladang hijau yang luas, subur, dan bebas digarap kapan saja. Seperti lensa kamera, bagi pengarang masyarakat adalah objek penciptaan karya sastra sekaligus penelitian, tetapi bagi lensa masyarakat pengarang adalah objek yang mengabadikan suatu fenomena dalam kurun waktu tertentu.

Komentar

Postingan Populer